Pesta Baratan
Adalah salah satu tradisi masyarakat Jepara
berupa arak-arakan lampion (impes) setiap 15 Sya'ban atau 15 hari
sebelum Puasa Ramadhan, dan erat kaitannya dengan jaman Ratu Kalinyamat saat
berkuasa yang pada waktu itu konon terjadi saat menyambut iring-iringan
rombongan yang membawa jenazah Sultan Hadlirin suami sang Ratu yang
wafat dan masyarakat banyak membawa impes / lampion sepanjang jalan
sebagai kehormatan dan terjadi bertepatan dengan Nisfu Sya'ban. Kata
“baratan” berasal dari sebuah kata Bahasa Arab, yaitu “baraah” yang
berarti keselamatan atau “barakah” yang berarti keberkahan. Tradisi
Pesta Baratan dilaksanakan setiap tanggal 15 Sya’ban (kalender
Komariyah) atau 15 Ruwah (kalender Jawa) yang bertepatan dengan malam
nishfu syakban. Kegiatan dipusatkan di Masjid Al Makmur Desa Kriyan
Kecamatan Kalinyamatan mengingat di sana merupakan masjid tertua dan
masih ada peninggalan pada masa Ratu Kalinyamat. Biasanya Setelah shalat
maghrib, umat islam desa setempat tidak langsung pulang. Mereka tetap
berada di masjid / musholla untuk berdo’a bersama. Surat Yasin dibaca
tiga kali secara bersama-sama dilanjutkan shalat isya berjamaah.
Kemudian memanjatkan doa nishfu syakban dipimpin ulama / kiai setempat, setelah itu makan (bancaan) nasi puli dan melepas arak-arakan. Kata puli berasal dari Bahasa Arab : afwu lii, yang berarti maafkanlah aku. Puli terbuat dari bahan beras dan ketan yang ditumbuk halus dan dimakan dengan kelapa yang dibakar atau tanpa dibakar. setelah shalat isya, di laksanakan karnaval arak-arakan lampion dan simbolis Ratu Kalinyamat berjalan menurut rute yang di tentukan. biasanya terdapat teatrikal dan tari setelah karnaval berlangsung. hampir sepanjang jalan ribuan penonton memadati jalan dan semaraknya acara arak-arakan membuat macet Jalan raya Gotri - Jepara untuk beberapa jam. Pesta Rakyat yang cukup di nantikan oleh segenap masyarakat dengan tujuan nguri-nguri budaya dan saling berbahagia untuk menyambut bulan Puasa Ramadhan, karena masyarakat disana mayoritas muslim.
Kemudian memanjatkan doa nishfu syakban dipimpin ulama / kiai setempat, setelah itu makan (bancaan) nasi puli dan melepas arak-arakan. Kata puli berasal dari Bahasa Arab : afwu lii, yang berarti maafkanlah aku. Puli terbuat dari bahan beras dan ketan yang ditumbuk halus dan dimakan dengan kelapa yang dibakar atau tanpa dibakar. setelah shalat isya, di laksanakan karnaval arak-arakan lampion dan simbolis Ratu Kalinyamat berjalan menurut rute yang di tentukan. biasanya terdapat teatrikal dan tari setelah karnaval berlangsung. hampir sepanjang jalan ribuan penonton memadati jalan dan semaraknya acara arak-arakan membuat macet Jalan raya Gotri - Jepara untuk beberapa jam. Pesta Rakyat yang cukup di nantikan oleh segenap masyarakat dengan tujuan nguri-nguri budaya dan saling berbahagia untuk menyambut bulan Puasa Ramadhan, karena masyarakat disana mayoritas muslim.
Acara ini terselenggara oleh Lembayung Production,
yaitu komunitas yang terdiri dari anak-anak muda sekitar daerah Jepara
dan Kalinyamatan yang bergerak untuk pelaksanaan acara Pesta Baratan
sejak Tahun 2004 hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar